Santri
Memimpin Negeri
Di era globalisasi ini banyak
budaya asing yang mudah masuk ke Indonesia, seperti trend fashion, teknologi,
otomotif, dan budaya lainnya. masyarakat Indonesia sangat gemar sekali
mengikuti perkembangan mode sehingga cara berpakaian masyarakat Indonesiapun
menjadi kebarat-baratan. Hal ini sungguh tidak sesuai dengan budaya Indonesia
itu sendiri. Cara berpakaian yang
kebarat-baratan mencerminkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama,
karena pakaian yang kebarat-baratan cenderung menampakkan aurat.
Ada istilah Don’t judge book by the cover. Jangan menilai
buku dari covernya akan tetapi nilailah
dari isinya. Hal itu tidak berlaku untuk menilai seseorang. Mungkin orang yang
berpenampilan buruk belum tentu buruk, tetapi orang yang baik akan selalu
berpenampilan baik. Dalam Al - Qur’an surat an nur ayat 31 yang artinya “ …katakanlah
kepada wanita yang beriman, hendaknya mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang biasa Nampak dari padanya. Dan hendaknya mereka menutup kain kudung ke
dadanya…” karena menutup aurat adalah kewajiban, maka orang yang menutup aurat
belum tentu baik akan tetapi orang yang baik pasti akan menutup auratnya.
Santri adalah orang-orang yang
belajar di pondok pesantren dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah
SWT. para santri di pondok pesantren dibekali dengan ahlakul karimah, cinta
sesama, dan cinta kepada bangsa. Di pondok pesantren para santri belajar
berbagai kitab seperti nahwu sharaf, imriti, dan kitab kuning lainnya. mereka
juga diajari tentang kedisiplinan, kerukunan, dan kebersamaan. Hidup bersama
dengan banyak orang akan membuat jiwa kepemimpinannya terlatih.
Jika melihat pada masa kemerdekaan, maka peran
para santri di Indonesia sangat besar karena santri-santri yang dipimpin para
ulama berada di garis terdepan untuk ikut membela bangsa Indonesia melawan
penjajah. Misalnya para santri yang dipimpin oleh KH Wahid Hasyim yang membela
bangsa Indonesia di daerah Jombang Jawa
Timur. Saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para kiai pesantren
memahami dan menerapkan betul kalimat “ Hubbul wathan minal iman “, cinta tanah
air adalah sebagian dari iman. Sehingga apapun akan mereka lakukan untuk
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tersebut. Meski harus
mengorbankan nyawa sekalipun.
Santri pada saat ini tidak hanya
belajar tentang agama, mereka juga belajar ilmu sains, teknologi, ilmu
pengetahuan umum, ilmu kedokteran dan ilmu – ilmu lainnya. sekarang banyak
santri juga menjadi mahasiswa, yaitu mereka belajar di Pondok Pesantren dan di
Universitas. Pada pagi hingga sore mereka belajar di Universitas dan ketika
malam mereka belajar di Pondok pesantren. Oleh karena itu tidak ragu jika
santri akan pandai dalam segala hal, baik urusan dunia maupun akhirat.
Di Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga banyak mahasiswa yang juga menjadi santri, mereka juga tidak kalah
dengan mahasiswa lainnya. Mereka bahkan bisa memimpin di sebuah organisasi.
Mereka adalah penerus bangsa yang sebenarnya. Para mahasiswa yang agamis, bukan
hanya pintar tetapi juga tahu dan memahami betul tentang agama.
Banyak orang yang beranggapan bahwa
santri itu kuno, tidak mengikuti mode dan tidak kekinian. Begitulah anggapan
orang yang hanya berpikir tentang masa – masa dunia, yang mereka pikirkan hanya
dunia, dan bagaimana cara mengikuti perkembangan global ini. Santri memang
tidak mengikuti perkembangan global dan tidak kekinian masalah fashion karena
santri tidak membutuhkan fashion yang kebarat – baratan dan santri itu kekinian
masalah agama.
Kata siapa santri tidak bisa
memimpin negeri? Lihat saja alm gusdur, beliau adalah orang bersarung ( santri
) yang bisa masuk ke gedung kenegaraan bahkan duduk di bangku presiden. Justru
orang seperti beliaulah yang seharusnya memimpin negeri. Dengan bekal agamis,
amanah akan selalu terjaga, dan kesejahteraan akan tercapai. Dengan begitu
negara akan aman, damai, dan sejahtera.
Jika para pejabat di Indonesia
seperti alm gusdur yang pintar, intelektual, dan juga agamis maka Indonesia
akan menjadi lebih baik dari sekarang. sangat disayangkan akan banyaknya
pejabat Indonesia yang korupsi dan memakan uang rakyat. Meraka adalah tikus –
tikus bangsa yang bertopeng. Mereka dipilih oleh rakyat yang seharusnya bisa
mensejahterakan rakyat akan tetapi mereka justru menyengsarakan rakyat. Kenepa
itu bisa terjadi ? karena mereka tidak agamis, mereka hanya memikirkan diri
mereka, dunia mereka, dan kesenangan mereka semata. Para koruptor jelas jauh
dengan sang kholik, apalagi menjadi agamis.
Oleh karena itu pejabat – pejabat
di Indonesia harusnya pejabaat yang memiliki keagamaan tinggi. Andai saja
pejabat Indonesia adalah seorang hafidz hafidzah maka mereka pasti akan menjaga
amanah karena mereka sangat tahu betul tentang agama dan takut pada Allah SWT.
Santri adalah generasi penerus
bangsa yang sebenarnya. Tidak ada yang tidak mungkin. Bisa saja lima atau
sepuluh tahun yang akan datang gedung MPR DPR akan diisi oleh para santri
bahkan kursi presidenpun bisa saja akan di duduki oleh para santri seperti alm
Gusdur. Jadi bersiaplah untuk menjadi pemimpin untuk para santri. Generasi
sekarang adalah generasi santri memimpin negeri.
Comments
Post a Comment