|
Dakwah Rosulullah saw di Mekkah
|
Disuusun oleh :
Nama : Nur Faridah
No : 26
Kelas : X MIPA 3
Sekolah : SMAN 1 Wonosobo
Rabu,
26 Nopember 2014
|
|
Daftar isi
Cover........................................................................................
Daftar isi...................................................................................1
Kata
pengantar..........................................................................2
Asal usul
baangsa arab sebelum islam.....................................3
Masyarakat
jahiliyah................................................................4
Sejarah politik
arab sebelum islam..........................................5
Agama dan
kepercayaan masyarakat arab sebelum islam.......7
Muhammad saw
sebelum menjadi rosul..................................8
Dakwah nabi
muhammad saw setelah menjadi rosul..............9
Dakwah rosul di
mekkah........................................................10
Penolakan kaum
qurais terhadap dakwah rosulallah..............13
Daftar pustaka.........................................................................15
1
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga makalah ini dapat saya buat sebagai bahan bantu dalam proses belajar
mengajar.
Tujuan dibuatnya makalah ini agar
siswa dapat dengan mudah mempelajari pendidikan agama islam khususnya pada bab
dakwah rosulallah di Mekkah, karana makalah ini saya buat dengan selengkap
mungkin dan bagian-bagian yang penting telah saya rangkum di makalah ini.
Mudah-mudahan makalah yang saya buat
ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar. Khususnya
kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat memperlancar dan
mempermudah proses pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2
Asal usul bangsa
arab sebelum islam
Bangsa Arab adalah ras Semit yang tinggal di sekitar
jazirah Arabia. Bangsa arab purbakala adalah masyarakat terpencil sehingga
sulit dilacak riwayatnya. Sedangkan bangsa arab termasuk dalam
keturunan ras bangsa Caucasoid. Bangsa arab terbagi atas dua
kelombok besar,
yaitu:
1) Arab Baidah
Arab Baidah ialah bangsa Arab yang sudah tidak ada lagi, di
antaranya telah tercatat dalam kitab agama samawi
dan syair-syair arab seperti kaum Tsamud, Ad, Jadis, dan Thasm.Rata-rata kehidupan peradaban mereka maju dalam
bidang pertanian, peternakan, dan kerajinan. Hal tersebut karena letaknya yang
strategis diantar jalur perniagaan internasional saat itu, maka banyak penduduknya
menjadi saudagar ulung.
2) Arab Baqiah
Keturunan Baqiah masih ada sampai sekarang, mereka terbagi
dalam dua kelompok diantarnya adalah Arab Aribah yaitu kelompok yang bernenek
moyang bangsa Qathan di Yaman.
Kedua Arab Musta'ribah yang Kebanyakan
dari penduduk Arabia yang mendiami bagian tengah Jazirah Arabia dari Hijaz
sampai ke Syam. Kelompok arab Musta'arabah inilah yang mendiami Mekkah tinggal bersama Nabi Ibrahim hingga terjadi percampuran (Perkawinan) yang kemudian
melahirkan suku arab termasuk suku Quraisy, yang tumbuh dari
induk suku Adnan.
Jenis-jenis bangsa Arab dipandang dari segi cara hidupnya dibedakan menjadi
dua macam, yaitu penduduk gurun “Badui” dan penduduk negeri “Ahlul
Hadlar”. Penduduk Badui (baidah), yaitu orang-orang arab yang telah lenyap
jejaknya, dan tidak diketahui lagi keberadaannyakecuali karena tersebut di
dalam kitab suci, seperti kaum ‘Ad dan Tsmaud.
Cara hidup mereka adalah suka berpundah-pindah, mengembara untuk mencari
tanah yang dapat ditanami, mata air dan padang rumput untuk menggembala
binatang ternak. Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak
dikenal orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalah yang
dimulai dari kira-kira lima puluh tahun sebelum Islam.
3
Masyarakat jahiliyah
Masyarakat Arab,
sebelum kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dikenal dengan sebutan
jahiliyah. Jika merujuk pada arti kata jahiliyah (yang berasal dari bahasa Arab
dari kata jahala yang berarti bodoh), maka secara harfiyah bisa
disimpulkan bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang bodoh. Jahiliyyah
biasanya dikaitkan dengan masa sebelum Rasulullah S.A.W lahir. Sesungguhnya
kata Jahiliyyah sendiri adalah mashdarshina’iy yang berarti
penyandaran sesuatu kepada kebodohan.
Kebodohan
menurut Manna’ Khalil al-Qathtan ada tiga 3 makna,
yaitu:
·
Tidak adanya ilmu pengetahuan
(makna asal).
·
Meyakini sesuatu secara salah.
·
Mengerjakan sesuatu dengan
menyalahi aturan atau tidak mengerjakan yang seharusnya dia kerjakan.
Yang dimaksud
masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Islam adalah keseluruhan masyarakat
(tidak hanya Arab), yang menjauhi nilai-nilai fitrah, yang sudah dibawa oleh
para Rasul pembawa risalah tauhid. Sebutan jahiliyah ini perlu mendapat
penjelasan lebih lanjut, sebab dari situlah akan terbangun pola kontruksi
terhadap masyarakat Arab masa itu, yang di dalamnya adalah juga nenek moyang
Nabi Muhammad SAW dan sekaligus cikal bakal masyarakat Islam.
4
Sejarah politik arab sebelum islam
a.
Kabilah-Kabilah Badui
(Pedalaman)
Orang-orang Badui hidup sebagai
kabilah-kabilah kecil yang terpencar-pencar di dusun-susun. Kesatuan
kabilah-kabilah itu diikat oleh ikatan darah dan fanatisme. Maka, sangatlah
sulit membangun ikatan di antara sejumlah besar kabilah itu untuk bisa
membangun sebuah kerajaan. Karena, adanya tradisi pembangkangan di
tengah-tengah mereka serta ketidaktundukan kabilah yang satu atas kabilan yang
lain.
b. Kerajaan-Kerajaan
di Perkotaan
Kerajaan-kerajaan Arab perkotaan itu
terpusat pada tiga kawasan yaitu Yaman, wilayah Utara, dan Hijaz.
a. Kerajaan-Kerajaan di Yaman
1) Kerajaan Ma’in dan Kerajaan Qatban
(1200SM-700SM)
Kedua kerajaan ini hidup di satu
zaman. Keduanya adalah kerajaan paling awal di Yaman. Namun, sejarah tentang
kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.
2)
Kerajaan
Saba’ (955 SM-115 M)
Kerajaan Saba’ ini berdiri setelah runtuhnya
kerajaan Ma’in dan Qatban. Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibukotanya
adalah Ma’rab. Kerajaan ini menjadi terkenal disebabkan dua hal.
Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan
Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml.
Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini menjadikan
Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian
bendungan ini semakin aus dan aikhirnya hancur binasa. Maka, terjadilah sebuah
bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke
wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba’ dan
berdirinya kerajaan Himyar.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (Kepada mereka) dikatakan, makanlah olehmu dari rezeki yang dianugerahkan
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaiing, maka Kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka
dengan dua buah kebun yang berbuah pahit, pohon atal, dan sedikit dari pohon
sidr.'” (Saba': 15-16)
5
3) Kerajaan Himyar
Kerajaan ini berdiri setelah
runtuhnya kerajaan Saba’ dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya
menggelari dirinya dengan Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan
peninggalan-peninggalan yang menunjukkan keagungan kemajuan yang dicapai dua
kerajaan ini.
Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir
pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang-orang Romawi dan disusul
kemudian oleh Persia.
4) Pendudukan Romawi di Yaman
Dzunuwas raja Himyar yang memeluk
agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk
agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih baik memiliki mati
daripada dipaksa harus memeluk agama Yahudi. Maka, dia segera menggali parit
dan mereka dibakar di dalam parit itu.
Allah berfirman mengenai mereka,
“Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan
dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya.”(al-Buruuj : 4-6)
Sebagian mereka melarikan diri dan
meminta bantuan kepada penguasa Habasyah yang menganut agama Kristen
(an-Najasyi) yang kemudian meminta bantuan pada kaisar Romawi-pelindung agama
Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi
mampu menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang ber-nama Arbath.
Pada saat itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama
Abrahah melakukan pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah
penguasa di Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin
Hasyim, kakek Rasulullah.
5) Pendudukan Orang-Orang Persia atas
Yaman
Salah seorang anak raja Himyar yang
bernama Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada
orang-orang Persia untuk mcngeluarkan orang-orang Habasyah dari negerinya.
Maka, mereka pun bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi.
Kisra Persia memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja
untuk seluruh Yaman. Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi
penguasa di Yaman dan tunduk di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz
meninggal dia digantikan oleh anak-anak dan cucu-cucunya.
Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman
asal Persia saat itu adalah Badzan-salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah
mengajak Badzan untuk memeluk Islam, la menyambut ajakan itu dan masuk agama
Islam.
6
Agama
dan kepercayaan masyarakat arab sebelum islam
Kepercayaan
bangsa Arab sebelum datangnya Islam, mayoritas mengikuti dakwahIsma’il
‘Alaihis Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim AS yang intinya
menyeru menyembah Allah, meng-Esakan-Nya dan memeluk agama-Nya. Waktu terus
bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan agama.
Sekalipun begitu masih ada
sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga munculnya Amr
bin Luhay (pemimpin Bani Khuza’ah).
Agama-agama yang ada pada saat itu antara lain :
1. Yahudi
Agama ini dianut orang-orang Yahudi
yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk,
Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran pemeluknya. Yaman
juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga memeluknya.
2. Nashara (Kristen).
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah
Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang
terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh
Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arabdan berdiri gereja di
Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran.
3. Majusiyah
Sebagian sekte Majusi masuk ke
Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah.
Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’ bin Hisan) termasuk
yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah
Hajar di Bahrain.
4. Syirik (Paganisme)
Kepercayaan dengan menyembah patung
berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka dijadikan
sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga
muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah,
mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan
matahari ada di negeri Yarnan.
5. Al Hunafa’
Meskipun pada waktu hegemoni
paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada beberapa orang
yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka tetap berada dalam
agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya serta menunggu
datangnya kenabian.
Di antara beberapa agama/kepercayaan tersebut yang paling
terkenal adalah penyembahan terhadap berhala yang jumlahnya mencapai lebih dari
360 buah, sehingga menyesaki lingkungan Ka’bah. Dan
setiap qabilah di Arab memiliki berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri.
7
Muhammad
saw sebelum menjadi rossul
Kelahiran
Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12
Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan
tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai
ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu
kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20
April 571 Masehi.
Masa
Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah
dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau
disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad
saw.
Muhammad
Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah
dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian
beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan
gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Pernikahan
Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan
Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini
diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan
mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri
Rasulullah Muhammad Saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti
Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah,
Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti
Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti
Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi
Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika
dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang
kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Anak dan
Putri Nabi Muhammad Saw
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab,
Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim. Mereka semua lahir dari
rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yang
laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
8
Dakwah nabi
Muhammad saw setelah menjadi rosul
Pengangkatan Nabi Muhammad saw
Menjelang
usia 40 tahun, rosulallah saw sering berkhalwat di gua hira untuk memohon
petunjuk kepada Allah swt, mengenai cara memperbaiki keadaan bangsa arab yang
pada saat itu sedang mengalami kehancuran.
Kegiatan
berkhalwat tersebut selalu dilakukan oleh rusulallah saw, di gua hira selama
berhari-hari. Hingga pada suatu saat ketika beliau berkhalwat lebih dari satu
bulan lamanya, tepat pada tanggal 17 ramadhan tahun 610 M datanglah malaikat
jibril kepada rosulullah saw untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu surah
al-alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1)
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِيعَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ
الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: “(1) Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha
Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah swt kepada
nabi muhammad saw,yang juga penobatan beliau sebagai nabi dan rosul bagi
seluruh umat manusia dan tugasnya untuk berdakwah. Kejadian ini diceritakan
kepada istrinya, khatijah, dan pada saat itu juga khadijah mengimaninya. Dialah
orang yang pertama beriman dan masuk islam.
Setelah
menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan
kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah!
Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini
menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang
yang ditimpa bencana."
Khadijah
lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta
Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira,
Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat
yang pernah datang kepada nabi Musa As.
"Andai kata aku masih
hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad Saw. "Ya…,"
jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
9
Dakwah rosul di mekkah
Tujuan
Dakwah Rasulullah SAW periode Mekah:
1.Agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya dibidang
agama, moral, dan hukum.
2.Menyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran
Islam yang disampaikannya.
3.Mengamalkan seluruh ajaran Islam dalam kehidupan sehari –
hari.
Strategi
Dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuannya:
1.Dakwah secara
sembunyi – sembunyi (selama 3 – 4
tahun)
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah
karena beliau yakin, bahwa masyarakat jahiliah, masih kuat mempertahankan
kepercayaan dan tradisi leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan
rela mati dalam mempertahankannya.
Pada masa dakwah secara sembunyi – sembunyi ini, Rasulullah
SAW menyeru untuk masuk Islam, orang – orang yang berada dilingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Orang – Orang yang telah memenuhi
seruan dakwah Rasulullah SAW:
1.Khadijah binti Khuwalid (Istri Rasulullah SAW, wafat tahun
ke-10 dari kenabian)
2.Ali bin Abu Thalib (Saudara sepupu Rasulullah SAW yang
tinggal serumah dengannya, masuk islam pada umur 10 tahun)
3.Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun
8 H/625 M)
4.Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang
hidup dari tahun 573–634 M)
5.Ummu Aiman (Pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil)
Berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah SAW, tetapi juga
kewajiban para pengikutnya (umat Islam).
Maka, Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang
saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang,karena budi bahasanya
yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani
Rasulullah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi – sembunyi.
Usaha dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq
berhasil, beberapa teman terdekatnya menyatakan diri masuk islam,diantaranya:
1.Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul amar: hamba milik amar.
Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW
menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, yang Maha Pengasih.
2.Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
3.Utsman bin Affan
4.Zubair bin Awam
5.Sa’ad Bin Abu Waqqas
6.Thalhah bin Ubaidillah
10
2. Dakwah secara terang – terangan
Dakwah secara terang – terangan
dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang
berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang –
terangan. Wahyu tersebut berupa ayat
Al – Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap – Tahap Dakwah Rasulullah SAW
secara terang – terangan,antara lain:
Ø Mengundang kaum kerabat
keturunan Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka agar
masuk Islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari
hati mereka, mereka belum menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3
orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam,
tetapi merahasiakan keIslamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan
keIslamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid
bin Haritsah.
Ø Rasulullah
SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat
tinggal disekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa, yang letaknya tidak
jauh dari Ka’bah.
Ø Rasulullah
SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera meninggalkan
penyembahan terhadap berhala – berhala dan hanya menyembah atau menghambakan
diri kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam
semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang disampaikannya
itu dilaksanakan tentu akan meraih ridha Ilahi, bahagia di dunia dan di
akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka
Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW
tersebut diantara yang hadir ada kelompok yang menolak disertai reiakan dan
ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya
mengejek, tetapi berteriak – teriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia
berkata: “Celakalah engka Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”
Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab itu Turunlah ayat Al-Qur’an yang
berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu Lahab , yakni surah Al-Lahab, 111:
1-5
Pada periode dakwah secara terang –
terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dua orang kuar dari
kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
1.Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi Muhammad SAW) masuk
Islam pada tahun ke-6 dari kenabian
2.Ummar bin Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian
kaum muslimin berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.
c.Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para
penduduk diluar kota Mekah
11
Sejarah
mencatat bahwa penduduk diluar kota Mekah yang masuk Islam, antara lain:
Abu Zar Al-Ghiffari, seorang tokoh
dari kaum Ghiffari, yang bertempat tinggal disebelah barat laut Mekah atau
tidak jauh dari laut Merah, menyakatan diri dihadapan Rasulullah SAW masuk
Islam. KeIslamannya itu kemudian diikuti oleh kaumnya.
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang
penyair terpandang dari kaum Daus yang bertempat tinggal diwilayah barat kota
Mekah, menyatakan diri masuk Islam dihadapan Rasulullah SAW. KeIslamannya itu
diikuti oleh bapak, istri, keluarganya, serta kaumnya.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap
penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke Mekah untuk berziarah nampak
berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para penduduk Yatsrib, secara
bergelombang telah masuk Islam dihadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama
tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang.
Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun
berikutnya lebih banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah
datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui Rasulullah SAW, umat Islam penduduk
Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang diantaranya 2 orang wanita. Waktu itu
ikut pula berziarah ke Mekah, orang – orang Yatsrib yang belum masuk Islam.
Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian
menyatakan diri masuk Islam dihadapan Rasulullah SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan
Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari
kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Istilah Bai’atul Aqabah tersebut
merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan
membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus mengorbankan tenaga,
harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para
pengikutnya berhijrah ke Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa
Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya yakni
orang – orang Islam yang bertempat tinggal di Mekah, Untuk segera berhijrah ke
Yatsrib.
Para sahabat Nabi Muhammad SAW melaksanakan suruhan
Rasulullah tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam – diam dan sedikit
demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam
penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu
Bakar Ash-Shiddiq r.a, dan Ali bin Abu Thalib masih tetap tinggal di Mekah,
menunggu perintah dari Allah SWT untuk berhijrah. Setelah datang perintah dari
Allah SWT, kemudian Rasulullah berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a,
meninggalkan kota Mekah tempat kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah
Rasulullah SAW ini terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrah (622 M).
Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW,
karena beliau disuruh Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang – barang orang
lain yang dititipkan kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan,
kemudia Ali bin Abu Thalib menyusul Rasulullaj SAW berhijrah ke Yatsrib.
12
Penolakan
kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah
|
|
Ketika dakwah Rasulullah makin
meluas, jumlah pengikutnya pun menjadi bertambah banyak, dan seruannya bahkan
secara tegas mengecam penindasan terhadap kaum yang lemah, keserakahan,
ketidakjujuran, ketidakadilan, kemusyrikan diantaranya dengan menyembah
berhala. sehingga kaum Quraisy menjadi marah, karena merasa agama dan
keyakinan mereka dipersoalkan. Mereka pun bangkit menentang dan berusaha
untuk selalu merintangi dan menghalangi dakwah Nabi Muhammad saw (Badri
Yatim, 2005: 10) .
|
|
Ada lima
faktor utama penyebab penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi tersebut,
yaitu:
|
|
1.
|
Persaingan
pengaruh dan kekuasaan, Mereka belum dapat membedakan antara kenabian
dan kekuasaan, Kaum Quraisy mengira bahwa menerima seorang Nabi berarti
tunduk kepada kepemimpinan Bani Muthalib, dan hal ini akan menyebabkan
suku-suku Arab lain kehilangan pengaruhnya dalam masyarakat.
|
|
|
2.
|
Dan ajaran
tentang persamaan derajat. Hal ini sangat berlawanan dengan tradisi
masyarakat Arab jahiliyah yang membedakan derajat manusia berdasarkan
kedudukan, status sosial dan kekayaan. Bangsawan Quraisy belum siap menerima
ajaran yang akan meruntuhkan kewibawaan mereka.
|
|
|
3.
|
Para
pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan
pembalasan di akhirat. Gambaran hidup kembali sesudah mati dan mempertanggung
jawabkan amal perbuatan yang disampaikan Nabi sangat mengerikan para pemimpin
Quraisy.
|
|
|
4.
|
Taklid
kepada nenek moyang. Kaum Quraisy menganggap bahwa tradisi nenek moyang
merupakan sesuatu yang mulak dan tidak boleh digugat. Amat berat bagi mereka
meninggalkan agama nenek moyang,
|
|
|
|
|
|
|
Penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah
Nabi tidak menjadikannya surut atau menyerah. Sebaliknya, semakin keras
penolakan kaum Quraisy, semakin intensif Nabi menyeru mereka. Bahkan,
penolakan tersebut diperlihatkan dengan berbagai cara, seperti bujukan,
intimidasi, bahkan penyiksaan fisik. Tidak sedikit sahabat Nabi yang menjadi
korban kemarahan kaum Quraisy itu. Terhadap Rasulullah sendiri mereka tidak
melakukan gangguan fisik karena kedudukan Nabi sebagai bangsawan Quraisy dan
dilidungi oleh pamannya Abu Thalib, bahkan atas permintaan Abu Thalib Nabi
dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib, meskipun umumnya mereka waktu
itu belum memeluk Islam.
|
|
Menyaksikan bahwa Rasulullah dibentengi
dengan kuat oleh Abu Thalib, pemimpin Bani Hasyim dan Bani Muthalib, para
tokoh kafir Quraisy bertindak makin brutal. Mereka mengadakan perjanjian
bersama untuk memboikot Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Harapan mereka, dengan
boikot itu Rasulullah akan menghentikan dakwahnya.
13
|
|
Isi perjanjian itu adalah penduduk
Quraisy dilarang menikah, berdagang, dan hubungan lain dengan dua kabilah
besar tersebut. Perjanjian itu digantung di Ka’bah. Akibatnya, selama tiga
tahun mereka menderita lapar, haus, dan kedinginan. Akhirnya, pemboikotan itu
berakhir setelah perjanjian yang digantung di Ka’bah justru dirobek-robek
sendiri oleh mereka yang terlibat dalam perjanjian, karena mereka menganggap
bahwa pemboikotan itu dinilai sangat keterlaluan.
|
|
Belum lagi berakhir kepedihan yang
dirasakan oleh Rasulullah akibat pemboikotan itu, Abu Thalib, paman Nabi, dan
Khadijah istri Nabi meninggal dunia. Oleh karena itu, tahun ini dikenal
dengan ’am al-huzn, tahun kesedihan atau tahun duka cita. Dengan meninggalnya
dua orang pembela utama Rasulullah tersebut, penindasan terhadap beliau
semakin bertambah.
|
|
|
14
Daftar pustaka
(http://www.psb-psma.org/content/blog/3645-sejarah-dakwah-rasulullah-priode-makkah,
Senin 5 Maret 2012).
15
Comments
Post a Comment