Penentuan Arah Kiblat Mushola Rumah

     Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. didalam ilmu falak juga dipelajari cara menentukan arah kiblat, salah satunya dengan menggunakan metode utara sejati (true north).  Berikut merupakan contoh laporan dari praktek penentuan arah kiblat pada mushola rumah yang dapat didownload pada link di bawah ini  Laporan Penentuan Arah Kiblat Mushola Rumah   Semoga dapat bermanfaat.  Terima Kasih

Makalah Dakwah Rosulullah SAW di Mekah

Dakwah Rosulullah saw di Mekkah

Disuusun oleh :

Nama             : Nur Faridah
No                  : 26
Kelas              : X MIPA 3
Sekolah          : SMAN 1 Wonosobo

Rabu, 26 Nopember 2014


  


*   Daftar isi
Cover........................................................................................
Daftar isi...................................................................................1
Kata pengantar..........................................................................2
Asal usul baangsa arab sebelum islam.....................................3
Masyarakat jahiliyah................................................................4
Sejarah politik arab sebelum islam..........................................5
Agama dan kepercayaan masyarakat arab sebelum islam.......7
Muhammad saw sebelum menjadi rosul..................................8
Dakwah nabi muhammad saw setelah menjadi rosul..............9
Dakwah rosul di mekkah........................................................10
Penolakan kaum qurais terhadap dakwah rosulallah..............13
Daftar pustaka.........................................................................15
















1
*   Kata pengantar
                Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga makalah ini dapat saya buat sebagai bahan bantu dalam proses belajar mengajar.
            Tujuan dibuatnya makalah ini agar siswa dapat dengan mudah mempelajari pendidikan agama islam khususnya pada bab dakwah rosulallah di Mekkah, karana makalah ini saya buat dengan selengkap mungkin dan bagian-bagian yang penting telah saya rangkum di makalah ini.
            Mudah-mudahan makalah yang saya buat ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar. Khususnya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.















2
*   Asal usul bangsa arab sebelum islam
Bangsa  Arab adalah ras Semit yang tinggal di  sekitar jazirah  Arabia. Bangsa arab  purbakala  adalah  masyarakat terpencil sehingga sulit dilacak riwayatnya. Sedangkan bangsa arab termasuk dalam keturunan ras bangsa Caucasoid. Bangsa arab terbagi atas dua kelombok besar, yaitu:
1)             Arab Baidah 
Arab Baidah ialah bangsa Arab yang sudah tidak ada lagi, di antaranya telah tercatat dalam kitab agama samawi dan syair-syair arab seperti kaum Tsamud, Ad, Jadis, dan Thasm.Rata-rata kehidupan peradaban mereka maju dalam bidang pertanian, peternakan, dan kerajinan. Hal tersebut karena letaknya yang strategis diantar jalur perniagaan internasional saat itu, maka banyak penduduknya menjadi saudagar ulung.
2)             Arab  Baqiah  
Keturunan Baqiah masih ada sampai sekarang, mereka terbagi dalam dua kelompok diantarnya adalah Arab Aribah yaitu kelompok yang bernenek moyang bangsa Qathan  di  Yaman.
Kedua Arab Musta'ribah yang Kebanyakan dari penduduk Arabia yang mendiami bagian tengah Jazirah Arabia dari Hijaz sampai ke Syam. Kelompok arab Musta'arabah inilah yang mendiami Mekkah tinggal   bersama Nabi  Ibrahim   hingga    terjadi percampuran (Perkawinan) yang kemudian melahirkan suku arab  termasuk suku Quraisy, yang tumbuh  dari induk suku Adnan.
Jenis-jenis bangsa Arab dipandang dari segi cara hidupnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu penduduk gurun “Badui” dan penduduk negeri “Ahlul Hadlar”. Penduduk Badui (baidah), yaitu orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya, dan tidak diketahui lagi keberadaannyakecuali karena tersebut di dalam kitab suci, seperti kaum ‘Ad dan Tsmaud.
Cara hidup mereka adalah suka berpundah-pindah, mengembara untuk mencari tanah yang dapat ditanami, mata air dan padang rumput untuk menggembala binatang ternak.  Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalah yang dimulai dari kira-kira lima puluh tahun sebelum Islam.






3
*   Masyarakat jahiliyah
Masyarakat Arab, sebelum kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dikenal dengan sebutan jahiliyah. Jika merujuk pada arti kata jahiliyah (yang berasal dari bahasa Arab dari kata jahala yang berarti bodoh), maka secara harfiyah bisa disimpulkan bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang bodoh. Jahiliyyah biasanya dikaitkan dengan masa sebelum Rasulullah S.A.W lahir. Sesungguhnya kata Jahiliyyah sendiri adalah mashdarshina’iy yang berarti penyandaran sesuatu kepada kebodohan.
Kebodohan menurut Manna’ Khalil al-Qathtan ada tiga 3 makna, yaitu:
·         Tidak adanya ilmu pengetahuan (makna asal).
·         Meyakini sesuatu secara salah.
·         Mengerjakan sesuatu dengan menyalahi aturan atau tidak mengerjakan yang seharusnya dia kerjakan.
Yang dimaksud masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Islam adalah keseluruhan masyarakat (tidak hanya Arab), yang menjauhi nilai-nilai fitrah, yang sudah dibawa oleh para Rasul pembawa risalah tauhid. Sebutan jahiliyah ini perlu mendapat penjelasan lebih lanjut, sebab dari situlah akan terbangun pola kontruksi terhadap masyarakat Arab masa itu, yang di dalamnya adalah juga nenek moyang Nabi Muhammad SAW dan sekaligus cikal bakal masyarakat Islam.


















4
*   Sejarah politik arab sebelum islam

a.      Kabilah-Kabilah Badui (Pedalaman)
Orang-orang Badui hidup sebagai kabilah-kabilah kecil yang terpencar-pencar di dusun-susun. Kesatuan kabilah-kabilah itu diikat oleh ikatan darah dan fanatisme. Maka, sangatlah sulit membangun ikatan di antara sejumlah besar kabilah itu untuk bisa membangun sebuah kerajaan. Karena, adanya tradisi pembangkangan di tengah-tengah mereka serta ketidaktundukan kabilah yang satu atas kabilan yang lain.
b.      Kerajaan-Kerajaan di Perkotaan
Kerajaan-kerajaan Arab perkotaan itu terpusat pada tiga kawasan yaitu Yaman, wilayah Utara, dan Hijaz.
a. Kerajaan-Kerajaan di Yaman

1)    Kerajaan Ma’in dan Kerajaan Qatban (1200SM-700SM)
Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling awal di Yaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.

2)   Kerajaan Saba’ (955 SM-115 M)  
Kerajaan Saba’ ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Ma’in dan Qatban. Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibukotanya adalah Ma’rab. Kerajaan ini menjadi terkenal disebabkan dua hal.
Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml.
Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini menjadikan Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini semakin aus dan aikhirnya hancur binasa. Maka, terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba’ dan berdirinya kerajaan Himyar.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka) dikatakan, makanlah olehmu dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaiing, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua buah kebun yang berbuah pahit, pohon atal, dan sedikit dari pohon sidr.'” (Saba': 15-16)




5
3) Kerajaan Himyar
Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Saba’ dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya menggelari dirinya dengan Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan peninggalan-peninggalan yang menunjukkan keagungan kemajuan yang dicapai dua kerajaan ini.
Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang-orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia.

4) Pendudukan Romawi di Yaman
Dzunuwas raja Himyar yang memeluk agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih baik memiliki mati daripada dipaksa harus memeluk agama Yahudi. Maka, dia segera menggali parit dan mereka dibakar di dalam parit itu.
Allah berfirman mengenai mereka,
“Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya.”(al-Buruuj : 4-6)
Sebagian mereka melarikan diri dan meminta bantuan kepada penguasa Habasyah yang menganut agama Kristen (an-Najasyi) yang kemudian meminta bantuan pada kaisar Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi mampu menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang ber-nama Arbath.
Pada saat itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama Abrahah melakukan pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Rasulullah.

5) Pendudukan Orang-Orang Persia atas Yaman
Salah seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk mcngeluarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi.
Kisra Persia memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Yaman dan tunduk di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia digantikan oleh anak-anak dan cucu-cucunya.
Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah Badzan-salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam, la menyambut ajakan itu dan masuk agama Islam.








6

*    Agama dan kepercayaan masyarakat arab sebelum islam
Kepercayaan bangsa Arab sebelum datangnya  Islam, mayoritas mengikuti dakwahIsma’il ‘Alaihis Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim AS yang intinya menyeru menyembah Allah, meng-Esakan-Nya dan memeluk agama-Nya. Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan agama.
Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga munculnya Amr bin Luhay (pemimpin Bani Khuza’ah).
Agama-agama yang ada pada saat itu antara lain :

1. Yahudi
Agama ini dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga memeluknya.

2. Nashara (Kristen).
Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arabdan berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. 

3. Majusiyah
Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’ bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain.

4. Syirik (Paganisme)
Kepercayaan dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah, mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada di negeri Yarnan.

5. Al Hunafa’
Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya serta menunggu datangnya kenabian.
Di antara beberapa agama/kepercayaan tersebut yang paling terkenal adalah penyembahan terhadap berhala yang jumlahnya mencapai lebih dari 360 buah, sehingga menyesaki lingkungan Ka’bah. Dan setiap qabilah di Arab memiliki berhala sebagai sesembahan mereka sendiri-sendiri.
7
*    Muhammad saw sebelum menjadi rossul

Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.

Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.

Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).

Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.

Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.

Anak dan Putri Nabi Muhammad Saw
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim. Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.







8
*    Dakwah nabi Muhammad saw setelah menjadi rosul
Pengangkatan Nabi Muhammad saw
Menjelang usia 40 tahun, rosulallah saw sering berkhalwat di gua hira untuk memohon petunjuk kepada Allah swt, mengenai cara memperbaiki keadaan bangsa arab yang pada saat itu sedang mengalami kehancuran.
Kegiatan berkhalwat tersebut selalu dilakukan oleh rusulallah saw, di gua hira selama berhari-hari. Hingga pada suatu saat ketika beliau berkhalwat lebih dari satu bulan lamanya, tepat pada tanggal 17 ramadhan tahun 610 M datanglah malaikat jibril kepada rosulullah saw untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu surah al-alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

            اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3)      الَّذِيعَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ                                                          

Artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

                Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah swt kepada nabi muhammad saw,yang juga penobatan beliau sebagai nabi dan rosul bagi seluruh umat manusia dan tugasnya untuk berdakwah. Kejadian ini diceritakan kepada istrinya, khatijah, dan pada saat itu juga khadijah mengimaninya. Dialah orang yang pertama beriman dan masuk islam.
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa As.

"Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad Saw. "Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).








9

*    Dakwah rosul di mekkah
Tujuan Dakwah Rasulullah SAW periode Mekah:

1.Agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya dibidang agama, moral, dan hukum.
2.Menyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya.
3.Mengamalkan seluruh ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari.

Strategi Dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuannya:

1.Dakwah secara sembunyi – sembunyi (selama 3 – 4 tahun)
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah karena beliau yakin, bahwa masyarakat jahiliah, masih kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankannya.
Pada masa dakwah secara sembunyi – sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang – orang yang berada dilingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Orang – Orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW:
1.Khadijah binti Khuwalid (Istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian)
2.Ali bin Abu Thalib (Saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya, masuk islam pada umur 10 tahun)
3.Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H/625 M)
4.Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dari tahun 573–634 M)
5.Ummu Aiman (Pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil)
Berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam).
Maka, Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang,karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani Rasulullah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi – sembunyi.
Usaha dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil, beberapa teman terdekatnya menyatakan diri masuk islam,diantaranya:
1.Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul amar: hamba milik amar. Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, yang Maha Pengasih.
2.Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
3.Utsman bin Affan
4.Zubair bin Awam
5.Sa’ad Bin Abu Waqqas
6.Thalhah bin Ubaidillah




10

2. Dakwah secara terang – terangan
Dakwah secara terang – terangan dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang – terangan. Wahyu tersebut berupa ayat
Al – Qur’an Surah 26: 214-216.

Tahap – Tahap Dakwah Rasulullah SAW secara terang – terangan,antara lain:
Ø  Mengundang kaum kerabat keturunan Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi merahasiakan keIslamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan keIslamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Ø  Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal disekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa, yang letaknya tidak jauh dari Ka’bah.

Ø  Rasulullah SAW memberi peringatan  kepada semua yang hadir agar segera meninggalkan penyembahan terhadap berhala – berhala dan hanya menyembah atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih ridha Ilahi, bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.

Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut diantara yang hadir ada kelompok yang menolak disertai reiakan dan ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek, tetapi berteriak – teriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata: “Celakalah engka Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab itu Turunlah ayat Al-Qur’an yang berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu  Lahab , yakni surah Al-Lahab, 111: 1-5

Pada periode dakwah secara terang – terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dua orang kuar dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
1.Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi Muhammad SAW) masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian
2.Ummar bin Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum muslimin berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.
c.Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk diluar kota Mekah
11
Sejarah mencatat bahwa penduduk diluar kota Mekah yang masuk Islam, antara lain:
Abu Zar Al-Ghiffari, seorang tokoh dari kaum Ghiffari, yang bertempat tinggal disebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyakatan diri dihadapan Rasulullah SAW masuk Islam. KeIslamannya itu kemudian diikuti oleh kaumnya.
Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang bertempat tinggal diwilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam dihadapan Rasulullah SAW. KeIslamannya itu diikuti oleh bapak, istri, keluarganya, serta kaumnya.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam dihadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.

Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang diantaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah, orang – orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam dihadapan Rasulullah SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Istilah Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhijrah ke Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya yakni orang – orang Islam yang bertempat tinggal di Mekah, Untuk segera berhijrah ke Yatsrib.
Para sahabat Nabi Muhammad SAW melaksanakan suruhan Rasulullah tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam – diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a, dan Ali bin Abu Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a, meninggalkan kota Mekah tempat kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrah (622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang – barang orang lain yang dititipkan kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudia Ali bin Abu Thalib menyusul Rasulullaj SAW berhijrah ke Yatsrib.




12
*    Penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah
         Ketika dakwah Rasulullah makin meluas, jumlah pengikutnya pun menjadi bertambah banyak, dan seruannya bahkan secara tegas mengecam penindasan terhadap kaum yang lemah, keserakahan, ketidakjujuran, ketidakadilan, kemusyrikan diantaranya dengan menyembah berhala. sehingga kaum Quraisy menjadi marah, karena merasa agama dan keyakinan mereka dipersoalkan. Mereka pun bangkit menentang dan berusaha untuk selalu merintangi dan menghalangi dakwah Nabi Muhammad saw (Badri Yatim, 2005: 10) .
Ada lima faktor utama penyebab penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi tersebut, yaitu:
1.
Persaingan pengaruh dan kekuasaan,  Mereka belum dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan,  Kaum Quraisy mengira bahwa menerima seorang Nabi berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Muthalib, dan hal ini akan menyebabkan suku-suku Arab lain kehilangan pengaruhnya dalam masyarakat.
2.
Dan ajaran tentang persamaan derajat. Hal ini sangat berlawanan dengan tradisi masyarakat Arab jahiliyah yang membedakan derajat manusia berdasarkan kedudukan, status sosial dan kekayaan. Bangsawan Quraisy belum siap menerima ajaran yang akan meruntuhkan kewibawaan mereka.
3.
Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat. Gambaran hidup kembali sesudah mati dan mempertanggung jawabkan amal perbuatan yang disampaikan Nabi sangat mengerikan para pemimpin Quraisy.
4.
Taklid kepada nenek moyang. Kaum Quraisy menganggap bahwa tradisi nenek moyang merupakan sesuatu yang mulak dan tidak boleh digugat. Amat berat bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang, 
       Penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi tidak menjadikannya surut atau menyerah. Sebaliknya, semakin keras penolakan kaum Quraisy, semakin intensif Nabi menyeru mereka. Bahkan, penolakan tersebut diperlihatkan dengan berbagai cara, seperti bujukan, intimidasi, bahkan penyiksaan fisik. Tidak sedikit sahabat Nabi yang menjadi korban kemarahan kaum Quraisy itu. Terhadap Rasulullah sendiri mereka tidak melakukan gangguan fisik karena kedudukan Nabi sebagai bangsawan Quraisy dan dilidungi oleh pamannya Abu Thalib, bahkan atas permintaan Abu Thalib Nabi dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib, meskipun umumnya mereka waktu itu belum memeluk Islam. 
       Menyaksikan bahwa Rasulullah dibentengi dengan kuat oleh Abu Thalib, pemimpin Bani Hasyim dan Bani Muthalib, para tokoh kafir Quraisy bertindak makin brutal. Mereka mengadakan perjanjian bersama untuk memboikot Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Harapan mereka, dengan boikot itu Rasulullah  akan menghentikan dakwahnya. 


13
       Isi perjanjian itu adalah penduduk Quraisy dilarang menikah, berdagang, dan hubungan lain dengan dua kabilah besar tersebut. Perjanjian itu digantung di Ka’bah. Akibatnya, selama tiga tahun mereka menderita lapar, haus, dan kedinginan. Akhirnya, pemboikotan itu berakhir setelah perjanjian yang digantung di Ka’bah justru dirobek-robek sendiri oleh mereka yang terlibat dalam perjanjian, karena mereka menganggap bahwa pemboikotan  itu dinilai sangat keterlaluan.
       Belum lagi berakhir kepedihan yang dirasakan oleh Rasulullah akibat pemboikotan itu, Abu Thalib, paman Nabi, dan Khadijah istri Nabi meninggal dunia. Oleh karena itu, tahun ini dikenal dengan ’am al-huzn, tahun kesedihan atau tahun duka cita. Dengan meninggalnya dua orang pembela utama Rasulullah tersebut, penindasan terhadap beliau semakin bertambah.















14
*    Daftar pustaka
(http://www.psb-psma.org/content/blog/3645-sejarah-dakwah-rasulullah-priode-makkah, Senin 5 Maret 2012).



















15

Comments

Popular posts from this blog

makalah kerajaan kerajaan islam di indonesia

Download soal UM-PTKIN 2017

Soal mandiri UIN Sunan Kalijaga tahun 2017